ASI, Anugerah berSumber
dari Ibu
#1000HariPertamaAnanda
#1000HariPertamaAnanda
Masa awal kehidupan manusia sejak prakonsepsi, konsepsi, kehamilan, kelahiran,
dan dua tahun pertama kehidupan merupakan masa fundamental yang menentukan
kesejahteraan kehidupan pada periode berikutnya. Gizi sebagai salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan untuk mencapai tumbuh kembang optimal pada masa
bayi.
Pasca melahirkan, seorang Ibu bertanggungjawab
mendampingi bayinya agar dapat melalui periode emas pertumbuhan dan perkembangannya,
salah satunya dengan memberikan ASI. Berbagai penelitian membuktikan bahwa ASI
adalah makanan terbaik bagi bayi. Ibu menyusui penting untuk memiliki pengetahuan
tentang gizi pada masa menyusui, mengingat pada masa menyusui ibu harus
memberikan makanan yang cukup bagi bayinya, memulihkan kesehatan setelah
melahirkan dan memenuhi kebutuhan gizi yang meningkat.
Kebutuhan energi dan zat gizi ibu pada periode menyusui lebih tinggi
dibandingkan saat ibu dalam kondisi hamil dan tidak menyusui. Banyak ibu
mengira apabila sudah selesai melahirkan maka kebutuhan gizinya akan menurun
karena bayi yang dikandungnya telah lahir. Padahal proses menyusui, dalam hal
ini memproduksi ASI, memerlukan asupan zat gizi yang lebih tinggi. Ibu
memerlukan energi yang cukup besar untuk memproduksi ASI. Saat hamil, ibu
membutuhkan tambahan energi perhari sebesar 300 Kal. Sedangkan ibu menyusui
membutuhkan tambahan sekitar 500-700 Kal/hari. Cadangan lemak ibu yang tersisa
dari kehamilan berkontribusi sebesar 200 Kal/hari dan seharusnya kekurangan
kebutuhan energi untuk produksi ASI sebesar 500 Kal/hari dipenuhi dari konsumsi
harian ibu.
Peningkatan kebutuhan gizi ibu didasarkan
pada jumlah ASI yang dikeluarkan ibu dan status gizi ibu. Konsumsi ibu menyusui
memegang peranan penting yang dapat menentukan keberhasilan menyusui
yang diukur dari durasi ASI ekslusif, status gizi bayi
dan status gizi ibu
Menurut Fikawati, Syafiq, dan Karima (2015), ibu menyusui perlu
memperhatikan beberapa hal untuk dapat memenuhi kebutuhan gizinya saat
menyusui, diantaranya adalah :
1) Meningkatkan
frekuensi makan
2) Mengonsumsi
suplemen
3) Mengonsumsi
makanan padat gizi
Contoh
Menu Ibu Menyusui
Waktu
Makan
|
Menu
|
Jumlah
|
URT
|
07.00
(Sarapan)
|
Nasi Putih
Ayam Goreng
Tahu
Oseng Toge
Pisang Ambon
|
200 g
55 g
50 g
50 g
50 g
|
1 ½ gls belimbing
1 butir
1 potong kecil
½ gelas belimbing
1 buah
|
10.00
|
Bubur kacang hijau
|
100 g
|
1 gls belimbing
|
Martabak manis
|
50 g
|
1 ptg sdg
|
|
12.00
|
Nasi Putih
Pepes ikan mas
Lalap (tomat, ketimun, selada)
|
200 g
50 g
50 g
|
1 ½ gls belimbing
1 ptg sdg
½ gls belimbing
|
Jeruk
|
50 g
|
1 buah
|
|
16.00
|
Susu
|
250 ml
|
1 gls belimbing
|
19.00
|
Nasi Putih
Soto Ayam
Ayam
Bihun
Telur
|
200 g
50 g
10 g
30 g
|
1 ½ gls belimbing
1
ptg sedang
2
sdm
1 butir
|
Tempe Goreng
|
50 g
|
1 ptg sdg
|
|
Total Energi
|
2396 Kal
|
||
Total Protein
|
89,1 g (15%)
|
||
Total Lemak
|
81,7 g (30%)
|
||
Total Karbohidrat
|
327,2 g (55%)
|
Sumber : Fikawati, Syafiq, dan Karima (2015)
Pemberian ASI merupakan upaya promotif dan preventif
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pembangunan sumber daya
manusia yang berkualitas dimulai dengan usaha memaksimalkan potensi yang
dimiliki bayi. Bayi yang berkualitas dihasilkan oleh ibu yang berkualitas pula.
Adalah hal yang mustahil seorang ibu dapat memberikan ASI tanpa didukung asupan
nutrisi yang cukup untuk sang ibu sendiri. Diversifikasi menu bagi ibu menyusui
dapat disesuaikan dengan kondisi perekonomian keluarga dan pangan lokal
setempat. Bagi ibu menyusui yang memiliki status gizi kurang, terutama dari
keluarga kurang mampu, penting mendapat perhatian dari Pemerintah dan prioritas
mendapatkan bantuan PMT (Pemberian Makanan Tambahan).
Memberikan ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi
merupakan langkah awal untuk membangun generasi penerus bangsa yang sehat dan
cerdas di masa depan. Tenaga kesehatan memegang peranan penting untuk menunjang
keberhasilan proses menyusui. Perlu
adanya peningkatan informasi mulai dari masa kehamilan tentang penting dan
manfaat menyusui pada bayi.
Disamping itu, promosi kesehatan mengenai prinsip dan kebutuhan gizi ibu
menyusui baik kepada ibu maupun keluarga perlu digalakkan, serta solusi dalam
masalah khusus pada ibu menyusui harus diinformasikan sejak ibu hamil agar ketika
mengalami hal tersebut ibu telah memahaminya.
Terinspirasi
dari Ibu,
Bogor, 05
November 2018
=Mirza
Apriani=